Friday, April 08, 2011

Sebuah Keyakinan dalam Do'a

Hidup adalah rangakaian peristiwa. Ada peristiwa yang direncanakan langsung seperti berangkat ke sekolah, berbelanja ke pasar dan lain-lain. Namun ada juga peristiwa yang tidak direncanakan seperti musibah, bencana alam dan lain-lain.

Peristiwa yang kita rencanakan pada akhirnya telah dirancang oleh ALLAH SWT. Sehingga, apapun peristiwa yang kemudian menghampiri maka kita harus memahami sunatullah yang ada dibalik peristiwa tersebut. Apapun yang terjadi dalam hidup ini akan menjadi tanda/ ayat. Ayat/ tanda ini tidak hanya tersaji dalam kebaikan tetapi juga bisa melalui keburukan. Memahami sunatullah bahwa tidak ada satu manusiapun yang lepas dari ujian ALLAH akan membuat kita semakin yakin dengan kekuasaan-Nya.

Seseorang dikatakan memiliki ruh yang bagus, jika ia mampu mengoptimalkan ibadahnya kemudian ketika ia dibenturkan dengan ujian, maka ia mampu kembali kepada ALLAH. Seseorang akan terukur ruhiyahnya ketika ia mampu menyertakan ALLAH disetiap permasalahaannya.

Mengahadapi kehidupan dunia yang penuh fitnah,masalah, ujian dan cobaan, tentunya membuat manusia tidak akan bisa berlepas sedetikpun dengan Tuhannya. Do'a menjadi kekuatan yang menghubungkan seorang hamba dengan Khaliknya. DIA pun berjanji bahwa "berdo'alah, maka pasti akan kukabulkan." Tidak yakinkah kita pada janji dari Dzat Yang Maha Tinggi ini?

Do'a pasti akan dikabulkan segera, jika menurut ALLAH kita layak dan pantas untuk terkabulnya do'a itu. Namun jika pun belum, ALLAH akan menangguhkannya. Adakalanya do'a akan dikabulkan melalui anak cucu, seperti do'a Nabi Ibrahim dan adakalanya do'a dikabulkan diakhirat seperti do'a Nabi Muhammad untuk umatnya.

Adakalanya juga, terkabulnya do'a dalam bentuk yang lain seperti diberi kelapangan rezeki, diberi nikmat sehat, dimudahkan urusan dan lain-lain. Maka yakinlah ALLAH pasti akan mengabulkan do'a tersebut. Hanya saja terkadang manusia sering tidak paham wujud dari terkabulnya do'a. Manusia hanya berfikir, apa yang diminta harus seperti itulah wujud terkabulnya. Sehingga ketika ia tidak mendapati wujud pengabulan do'a sesuai dengan keinginannya maka ia akan menjadi berputus asa dan menyerah.

Ibnu Athoi'illah berkata
" Janganlah seseorang karena tertundanya ijabah do'a, sedangkan ia telah bersungguh-sungguh dalam berdo'a menjadikannya berputus asa. Sebab ALLAH SWT menjamin terkabulnya do'a namun sesuai dengan pilihan-Nya untukmu (yang terbaik), bukan menurut kehendak nafsumu, dan pada waktu yang dikehendaki oleh-Nya, bukan pada waktu yang telah kau inginkan. "

Karenanya berdo'a butuh kesabaran dan tidak boleh tergesa-gesa agar. Do'a jangan pernah berputus asa dari Rahmat ALLAH, karena DIA MAHA MENDENGAR dan MAHA MELIHAT.

No comments:

Post a Comment